“20 Tahun yang Mengesankan”
Hari ini, 13 Maret 2022, boleh jadi merupakan hari yang biasa saja bagi banyak orang. Tapi, tidak bagi kami berdua. Kami, saya dan istri, selalu merasa bahagia saat menginjak tanggal 13 Maret. Itu karena kami berulang tahun pernikahan. Iya, kami berikrar untuk hidup bersama dan menyatukan diri kami dalam ikatan rumah tangga pada tanggal 13 Maret 2002. Persis 20 tahun silam!
Bukan waktu yang singkat bagi kami berdua untuk tetap bersama sampai saat ini. Kami menapakinya dengan penuh kesabaran, keikhlasan, ketawakalan dan tentunya kebersamaan. Kami sudah merasakan pahit-manis kehidupan, pasang-surut kebahagiaan, dengan tetap berpegangan tangan untuk saling menguatkan. Perbedaan pasti ada, bahkan banyak, tapi kami selalu mencari persamaan dibanding mempersoalkan perbedaan. Alhamdulillah semua permasalahan bisa kami lewati bersama.
Ada perasaan bangga, haru, dan tentu juga bahagia saat menyadari perjalanan rumah tangga kami sudah menapaki angka 20 tahun. Kami bangga karena telah melampaui kehidupan rumah tangga yang demikian panjang. Kami terharu saat mengingat segala perjuangan dan pengorbanan yang telah kami berikan. Tapi kami juga bahagia sebab kami bisa tetap bersama sampai sekarang. Dan di atas semua itu, kami tentu bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan anugerahnya kepada kami.
Selama ini kami hanya bisa menjalani, menikmati dan mensyukuri setiap jejak langkah kecil yang kami ayunkan menuju perjalanan panjang kami: mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Setiap tahun, persisnya setiap tanggal 13 Maret, kami selalu bersyukur atas apa yang telah kami raih dan juga mengoreksi diri atas segala khilaf kami. Kami luruskan niat kami, kami perbaiki langkah kami, dan tentu saja kami senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar perjalanan kami ke depan semakin baik lagi.
Saat usia pernikahan kami memasuki usia 20 tahun, kami seperti disadarkan (kembali) bahwa waktu bergulir begitu cepat. Anak sulung kami, kini sudah 19 tahun. Sudah kuliah semester IV di sebuah perguruan tinggi negeri di Ciputat. Padahal kami merasa belum lama anak ini merengek minta jajan atau membeli mainan. Belum lama pula dia berseragam putih-merah, putih-biru dan putih-abu, sekarang sudah beranjak dewasa dan tinggal sendiri di kost-nya di dekat kampus.
Anak yang bontot juga begitu. Kini usianya sudah 10 tahun. Meskipun masih kelas IV SD, tapi dia sudah tidak mau lagi tidur bersama emak dan bapaknya. Dia ingin tidur sendiri. Tidak mau lagi dipeluk atau diciumi oleh ibunya. Dia merasa sudah besar dan tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi.
Dan, tentu saja, yang kadang menyedihkan bagi kami saat ini adalah anak-anak sudah mempunyai dunianya sendiri. Mereka sudah tidak mau tidur bersama lagi. Mereka sudah tidak mau dipeluk-peluk lagi. Mereka pun sudah tidak mau kalau diajak jalan-jalan bersama lagi. Ya, waktu terus berputar dan perlahan kami harus mulai menyadari bahwa anak-anak kami semakin besar dan kami harus merelakan mereka menjadi diri mereka sendiri. Dan kami pun harus "berdua" lagi!***
2 komentar:
Inspiring pak 🙏
Terima kasih
Posting Komentar