Hari Kelahiran dan Keprihatinan
Tak terasa sudah genap lagi hari kelahiranku. Yang ke-46 tahun. Sungguh tidak terasa waktu begitu cepat berputar. Suka atau tidak suka kita harus menerima. Kita tidak bisa menolak barang sedetik pun. Tidak bisa memajukan, apalagi memundurkan.
Yang bisa kita lakukan adalah senantiasa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Tentu yang terpenting adalah bersyukur atas waktu yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita. Jika bukan karena waktu, maka tidak mungkin kita bisa melangkah sejauh ini. Tidak harus menyesali apa yang sudah terjadi, meski kita senantiasa harus berusaha agar waktu hari ini lebih baik dari kemarin, begitu juga esok dan lusa.
Hari lahirku jatuh tanggal 6 Juli. Selalu istimewa berkat hadirnya cinta dari orang-orang terdekat. Dan pada hari Selasa 6 Juli 2021, persis pukul 00.00 WIB, kejutan penuh kebahagiaan menggugah tidurku. Aku terbangun saat istri dan kedua anakku masuk ke kamar sembari membawa kue tart bernyalakan lilin-lilin kecil dan bernyanyi: “Happy birthday Apihh.. Happy birthday Apihh…”
Kebahagian makin lengkap saat istri memintaku meniup lilinnya, memotong kuenya dan membagikan serta mamakan bersama-sama kue tart ulang tahunku. Alhamdulillah, ulang tahunku senantiasa dilimpahi perhatian, kebersamaan dan cinta kasih yang tulus dari istri dan kedua anakku.
Meski harus diakui, ulang tahun kali ini sejatinya kurang nikmat sebab bertepatan dengan masa PPKM atau Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali yang berlaku mulai tanggal 3 sampai 20 Juli 2021. Artinya ulang tahun ini jatuh pada saat kita sedang mengalami pembatasan, mengalami keprihatinan.
Akibat PPKM, kami seolah “terpenjara”. Aku sudah lebih dari 2 pekan ini tinggal di rumah. WfH istilahnya, meskipun sebetulnya lebih banyak istirahatnya dibanding kerjanya. Anak-anak pun sama. Mereka belajar dan kuliah dari rumah. Sudah berbulan-bulan lamanya. Hanya istri yang masih tetap harus masuk kerja karena bekerja di sektor kritikal.
Tapi karena PPKM itu pula, waktu istirahat siangku sangat memadai. Makanya tidur malamku terasa tidak begitu terlelap. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika siang hari bekerja dan malam hari tertidur lelap, maka kejutan ulang tahun itu sangat terasa sekali begitu mengagetkan sekaligus menggembirakan.
Demikian juga dengan anak-anak. Sebelum pandemi, mereka tidur teratur pada waktu malam hari sebab siang harinya harus bersekolah dan mengaji sore di masjid terdekat kami. Setelah pandemi dan belajar dari rumah, waktu tidur mereka jadi gak keruan. Kadang mereka begadang karena siangnya sudah tidur sangat kenyang. Dan skenario memberikan kejutan ulang tahunku pun dilakukan saat anak-anak sama sekali belum tertidur.
“Cin belum tidur sambil nungguin mau ngejutin Apih,” kata si bontot dengan mata berbinar setelah memberikan surprize ulang tahunku pas tanggal 6 Juli 2021 jam 00.10 WIB. Kalau kakaknya lebih parah lagi, selama kuliah dari rumah dia acap menghabiskan waktu belajar sampai lewat tengah malam dengan alasan banyaknya materi kuliah di kedokteran.
Lantas yang menjadi pertanyaanku kapan kue tart tiramisu itu dibeli? Karena selama PPKM ini anak-anak selalu di rumah. Istri juga berangkat dan pulang kerja selalu aku antar dan aku jemput. Jadi kalau ada yang beli kue pasti ketahuan. Lalu siapa yang beli?
Rupanya, pada hari Senin sore 5 Juli 2021, persis pada saat aku menjemput istri pulang kerja, istri sudah menyusun skenario dengan anak sulungku untuk membelikan kue tart di H&B di dekat tempat kami tinggal. “Belinya nanti aja kak kalau pas Apih jemput Amih,” begitu pengakuan istri sembari tertawa saat berbincang dan melahap kue tart. Anak sulungku mengangguk sambil mesem-mesem.
Oh, pantas saja. Saat pulang kerja, istri sempat bilang ke anak bontotku: “Cin, besok Apih ulang tahun.” Yang diajak bicara malah cengengesan. Ternyata kue tart yang dibeli oleh anak sulungku memang sudah disembunyikan dan siap dijadikan sebagai surprize pas di hari ulang tahunku.
Apapun skenarionya, yang terang ulang tahun dengan mendapatkan ucapan dan kue tart dari orang-orang terdekat adalah kebahagiaan yang luar biasa. Dan, yang perlu dicatat, empat hari sebelumnya saat istri berulang tahun, aku juga sudah memberikan kejutan untuknya yakni sebuah perhiasan. Jadi impas ya mih? Hehe..***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar