25 Februari 2021

KESEHATAN 3



Tips Mudah dan Murah
Untuk Berhenti Merokok (3)


    Untuk mengerjakan sesuatu yang besar (atau sengaja dianggap besar?) biasanya perlu persiapan yang matang. Tidak bisa ujug-ujug. Artinya, seorang perokok yang sudah memiliki niat bulat untuk berhenti merokok, tetap memerlukan momentum untuk memulai hidup bebas dari asap rokok. Lebih bagus lagi memang begitu niat sudah bulat langsung saja Anda mengikrarkan diri sebagai “saya bukan perokok” atau setidaknya “saya sudah tidak merokok.”
    Saya memiliki pengalaman, untuk berhenti merokok tidak bisa sekaligus. Ada beberapa momentum yang sudah diniatkan untuk berhenti merokok, akhirnya dilanggar juga. Tapi yang penting tidak menyerah.
    Momentum sakit tenggorokan, batuk, influenza atau sakit lainnya, bisa menjadi waktu yang tepat untuk memulai berhenti merokok. Soalnya kalau sedang sakit batuk—apalagi cukup parah—pasti akan memaksa perokok berat sekalipun untuk berhenti merokok barang sejenak. Setidaknya mengurangi. Ini momentum bagus untuk mulai meninggalkan rokok.
    Ketika sakit—terutama sakit tenggorokan—siapapun tidak akan bisa menikmati asap rokok. Rasanya menjadi pahit dan tenggorokan kian sakit. Jika diteruskan merokok, bukan saja mengakibatkan tenggorokan semakin sakit, Anda pun akan semakin lama terbaring di tempat tidur atau rumah sakit.
    Oleh sebab itu, momentum emas untuk berhenti merokok ini harus benar-benar dimanfaatkan. Susunlah jadwal baru untuk menjalankan aktivitas harian Anda. Artinya, ketika kondisi Anda mulai sehat, usahakan aktivitas harian Anda pasca sakit terhindar dari interaksi dengan para perokok. Anda bisa saja beralasan masih belum kuat menghirup asap rokok.
    Niat Anda untuk berhenti merokok harus kembali dikibarkan. Toh Anda bisa menimbang-nimbang kerugian jika meneruskan kebiasaan merokok. Anda pun sudah sadar betapa dashyatnya ancaman rokok terhadap kesehatan Anda. Jadi kenapa harus dilanjutkan?
    Jaga terus momentum untuk berhenti merokok. Jika Anda sudah berhasil menahan keinginan merokok barang satu jam, dua jam, tiga jam, setengah hari, satu hari, dua hari, tiga hari dan seterusnya, berarti Anda sudah memiliki lompatan yang penting. 
    Setiap waktu yang dilewati tanpa asap rokok adalah aset. Anda harus selalu berhitung bahwa dengan bisa menahan rokok sehari atau dua hari, Anda sudah berhasil mengatasi ketergantungan yang tidak tahu kapan bisa Anda tanggulangi lagi. Jadi berapa haripun Anda sudah berhasil tidak merokok itu merupakan aset yang sangat berharga.
    Anda harus tahu bahwa godaan untuk merokok tidak akan pernah padam. Maka, sekali lagi, dengan niat yang kuat dan dilandasi keinginan hidup sehat, terlebih dengan memiliki “investasi” menghentikan kebiasaan merokok selama sakit, maka tidak ada jalan lain kecuali Anda meneruskan berhenti merokok. Anda belum tentu akan mendapatkan kembali momentum yang baik untuk menghentikan rokok.
    Karena itu, jika Anda kembali tergoda untuk kembali merokok, maka Anda tidak saja mengkhianati niat untuk hidup sehat melainkan juga membuang “aset penting untuk berhenti merokok”. Anda harus yakin jika Anda tidak memulai saat ini maka Anda tidak akan pernah berhasil untuk berhenti merokok.
    Sebetulnya momentum berhenti merokok tidak selalu berkaitan dengan datangnya penyakit. Tanpa menunggu jatuh sakitpun Anda bisa memanfaatkan momentum apa saja yang hadir dalam kehidupan Anda. Tapi, kembali lagi, momentum itu tidak akan ada gunanya jika tidak dimanfaatkan dengan niat yang kuat untuk berhenti merokok.
    Saya sendiri punya pengalaman, ketika anak pertama lahir, saya berikrar untuk berhenti merokok. Alasannya sangat manusiawi, saya tidak ingin memaparkan asap rokok kepada buah hati saya. Oleh sebab itu, begitu anak lahir dan masuk rumah, saya melarang siapapun yang merokok di dalam rumah. Kalaupun kebelet ingin merokok, saya terpaksa ke luar rumah atau merokok di teras.
    Semakin lama rutinitas harian saya di rumah kian terbebas dari asap rokok. Saya pun berhasil menghentikan kebiasaan merokok di rumah, sekalipun masih tetap merokok apabila berada di kantor. Tetapi setidaknya ini sudah cukup mereduksi jumlah rokok yang biasa saya konsumsi.
    Jadi momentum itu bisa bermacam-macam. Bagi para ABG (anak baru gede) yang sedang kasmaran, misalnya, bisa saja momentum itu didapat dengan mengikrarkan diri untuk berhenti merokok jika berhasil memikat pujaan hatinya. Maka, begitu sang buah hati jatuh ke pelukan, Anda sudah harus berhenti merokok. Tetapi kalau sang pujaan hati itu tak kunjung didapat, cari lagi momentum yang tingkat kesulitannya tidak melampaui kemampuan Anda untuk meraihnya.

Analisa Kebiasaan
Meskipun momentum khusus itu penting untuk berhenti merokok, tidak berarti tanpa momentum Anda tidak bisa berhenti merokok. Untuk berhenti merokok, Anda bisa menganalisis kebiasaan sehari-hari. Lakukan analisis atas kebiasaan-kebiasaan merokok yang telah dilakukan selama ini. Misalnya kapan waktu tersering Anda merokok. Kemudian kapan Anda secara otomatis ingin merokok. Hasil analisis ini akan membantu Anda dalam mengerem keinginan merokok.
Setelah menganalisis kebiasaan sehari-hari, susunlah daftar alasan untuk berhenti. Lakukan apapun yang bisa membuat Anda tidak kembali merokok. Selalu ingat alasan-alasan yang mendasari Anda untuk tidak merokok. Jika perlu susun daftar alasan itu. Misalnya menghindari kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin; kehidupan sosial yang lebih baik; ingin hidup sehat; atau demi kepentingan anak/keluarga.
Jika Anda sudah menganalisis kebiasaan dan menyadari alasan-alasannya, segera berhenti. Silakan Anda pilih hari untuk Anda mulai berhenti merokok. Dan pada hari itu Anda harus langsung berhenti mengkonsumsi rokok. Umumkan juga rencana Anda kepada orang-orang terdekat Anda agar mereka bisa membantu Anda.
Yang harus diwaspadai adalah jangan lengah di hari-hari awal Anda akan berhenti. Soalnya hari-hari awal akan terasa sangat berat. Cobalah mengalihkan perhatian dengan mengkonsumsi permen atau permen karet tanpa gula. Untuk sementara waktu, kurangilah kegiatan yang berkaitan dengan rokok, seperti kongkow atau nongkrong bersama teman-teman.
    Selain itu, buanglah segala hal yang berhubungan dengan rokok. Tidak hanya rokok dan alat penghisapnya, tetapi juga korek api, asbak dan semua yang berhubungan dengan rokok. Saat ini Anda bukan lagi perokok sehingga Anda tidak memerlukan benda-benda itu lagi. 
    Bersihkan juga semua benda yang ada di rumah anda yang masih menyimpan bau rokok. Hal ini bertujuan untuk menghindari munculnya ingatan akan bau rokok. Cuci baju, sprei, handuk, selimut dan semua barang di dekat Anda. Bila ada dana, belilah pengharum ruangan sehingga ruangan Anda betul betul berubah dan tidak tercium lagi aroma rokok yang bisa memunculkan kerinduan terhadap rokok. 
    Biasanya perokok mempunyai jadwal merokok yang rutin. Misalnya mereka merokok sehabis makan, merokok saat berhadapan dengan komputer, merokok saat menunggu kendaraan dan lain-lain. Buatlah kegiatan lain pada waktu-waktu itu sehingga Anda tidak mengisi waktu itu dengan merokok. Misal sehabis makan Anda bisa mengunyah permen atau makanan penutup. Atau saat berada di depan komputer Anda bisa makan kudapan, saat antre kendaraan Anda bisa browsing informasi di hape. Tidak mudah memang, tetapi bila dilakukan dengan tekad penuh maka Anda akan bisa melewati tantangan ini.
    Berolah raga dan minum cukup air akan membantu Anda melupakan rokok. Aktivitas ini akan membuat tubuh Anda tambah sehat dan membantu mengeluarkan toksin dan material buruk dari rokok keluar dari tubuh. Berolah raga juga membuat Anda melupakan rokok karena asyik berolah raga.

Mengatasi Kegagalan
    Jangan takut menghadapi kegagalan. Satu momentum bisa saja efektif untuk satu perokok tetapi tidak efektif untuk perokok yang lainnya. Makanya bisa saja momentum sakit atau momentum kelahiran anak itu tak lagi mempan untuk benar-benar menghentikan kebiasaan merokok.
    Terpenting coba saja dulu. Berhasil atau tidak, itu urusan belakangan. Jika Anda sudah mencoba memanfaatkan momentum untuk berhenti merokok tetapi belakangan Anda tetap tak bisa melepaskan ketergantungan terhadap rokok, jangan menyerah. Anda bisa mencoba dan mencobanya lagi dengan mencari momentum baru dan juga dengan tekad baru pula.
    Saya sendiri bukannya tidak pernah gagal. Setelah anak pertama lahir, memang kebiasaan merokok di rumah terhenti. Tapi itu tidak lama. Seiring berjalannya waktu, keinginan merokok di rumah datang lagi. Misalnya setelah makan diam-diam saya merokok lagi di rumah dan melupakan larangan merokok di depan anak.
    Ini adalah bentuk kegagalan dalam menghentikan kebiasaan merokok. Tapi saya tidak menyerah. Menyerah berarti kembali ke titik nol. Maka menghidupkan lagi kesadaran bahwa saya sudah mampu menahan diri tidak merokok adalah kesempatan untuk kembali meneruskan upaya membebaskan diri dari ketergantungan terhadap rokok.
    Oleh sebab itu, manfaatkan kesempatan sebaik-baiknya. Selagi Anda bisa berhenti selama sehari, Anda harus bisa menjaga momentum itu untuk bisa berhenti selama dua hari. Dengan metode seperti itu, Anda akan mampu secara konsisten menjauhkan diri dari asap rokok. 
    Dan sejatinya, jika Anda sudah bisa menahan rokok selama satu atau dua pekan, misalnya, itu menjadi modal yang sangat besar untuk benar-benar lepas dari asap rokok. Puasa merokok selama dua pekan adalah bukti lulusnya Anda dari ketergantungan merokok. Anda harus yakin, jika bisa berhenti dua pekan kenapa tidak menjadi dua bulan.
    Menghargai apa yang sudah Anda lakukan untuk berhenti merokok akan semakin menguatkan motivasi Anda untuk berhenti merokok. Itu berarti upaya Anda untuk terus menjaga momentum berhenti merokok kian menunjukkan hasil yang signifikan. Tugas Anda selanjutnya adalah menambah atau meningkatkan “investasi kesehatan” Anda sampai Anda benar-benar bisa berhenti merokok dan selanjutnya Anda miliki kesempatan untuk memulai hidup sehat.

Bertahan
    Fase tersulit dalam proses berhenti merokok adalah menjaga agar momentum meninggalkan rokok itu tetap terjaga. Artinya adalah bagaimana setelah mengikrarkan diri untuk berhenti merokok Anda tetap tidak tergoda untuk menjadi perokok lagi. Maka di sini dibutuhkan kemampuan yang besar untuk bertahan.
    Godaan biasanya datang pada momentum-momentum Anda biasa merokok, misalnya sehabis makan, sewaktu ngobrol atau kongkow bersama teman-teman, atau yang tidak kalah digemari adalah saat buang hajat alias buang air besar. Di sini para perokok biasanya mempunyai “ritual” khusus sambal mengisap rokok.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Ya, yang pertama awasi momentum-momentum di mana Anda sangat menikmati rokok. Misalnya sehabis makan, Anda jangan langsung mencari tempat untuk merokok. Sebaliknya, Anda justru cari tempat di mana Anda tidak bisa merokok.
    Contohnya saja ketika Anda selesai makan di rumah. Kalau Anda mempunyai bayi dan Anda sangat menyayangi bayi Anda sehingga tak rela jika bayi Anda terpapar asap rokok, berarti Anda sudah tepat jika tetap berada di samping bayi Anda. Cara ini sangat efektif untuk memaksa Anda meninggalkan kebiasaan merokok setelah makan.
    Pada tahap ini, Anda dituntut untuk menghidupkan lagi kesadaran Anda bahwa Anda benar-benar ingin berhenti merokok. Anda jangan merasa terpaksa berhenti merokok karena Anda sedang berada di dekat bayi Anda. Sebaliknya, Anda harus berterima kasih sebab bayi Anda telah membantu Anda untuk menghindari kebiasaan merokok.
    Dengan terus menghidupkan kesadaran seperti itu, Anda tidak akan dendam, misalnya merokok lagi setelah bayi Anda dibawa ibunya atau Anda mencuri kesempatan untuk merokok di luar rumah. Anda tidak perlu melakukan itu jika Anda memang memiliki keinginan untuk berhenti merokok.
    Pun saat berada di lingkungan teman-teman yang merokok. Anda jangan mencuri kesempatan bahwa momentum kebersamaan dengan teman-teman itu tidak mungkin diperoleh setiap hari sehingga Anda merasa bolehlah sesekali merokok—apalagi alasannya karena tidak enak sama teman-temen.
    Anda harus kembali meyakini bahwa Anda benar-benar ingin berhenti merokok. Jika ingin berhenti, maka tidak lagi ada alasan untuk melangkah setengah-setengah atau enggak enak sama teman.
    Sekali Anda gagal mempertahankan diri dari godaan teman-teman Anda, maka besar kemungkinan besok-lusa Anda akan kembali menjadi perokok. Benteng utama untuk berhenti merokok adalah keberanian Anda untuk menolak tawaran merokok. Jika Anda belum memiliki keberanian menolak rokok, jangan harap Anda akan benar-benar bisa berhenti merokok.
    Jadi, niat yang kuat dan tekad yang bulat untuk berhenti merokok, harus pararel dengan keberanian Anda menjalani hari-hari tanpa asap rokok. Jika sudah mengikrarkan diri berhenti merokok, Anda harus berani mengatakan “tidak” kepada rokok, sekalipun Anda baru selesai makan, sedang berkumpul bersama teman-teman atau sedang buang air besar.
    Pada waktu buang air besar, Anda harus bisa mengalihkan perhatian Anda bahwa bukan hanya rokok yang bisa dinikmati di toilet. Membaca WA, searching dan browsing di handphone merupakan cara jitu untuk menikmati kesendirian di toilet tanpa asap rokok.
    Justru dengan begitu, Anda tidak hanya melatih diri menjadi bukan perokok, melainkan juga melindungi keluarga Anda terpapar asap rokok. Anda pasti tahu, setelah Anda merokok, kamar mandi tidak saja bau rokok melainkan juga bisa memaparkan asap rokok ke anggota keluarga Anda lainnya! (Bersambung)


 

Tidak ada komentar: