28 Oktober 2019

Profil


DR. H. Mujib Rochmat, MH:

“Menginspirasi Warga Jateng Dengan Keunggulan Unicorn”
                DR. H. Mujib Rochmat, MH berdiri di atas mimbar. Dia, selaku Anggota Badan Pengakajian MPR RI, berkesempatan memberikan paparan tentang Empat Pilar Kebangsaan di Kampus Universitas Islam Sultan Agun (UNISSULA) Semarang, Jawa Tengah. Ratusan mahasiswa yang hadir dalam Sosialisasi MPR RI itu mendengarkannya dengan saksama.
                Namun materi yang disampaikan oleh Sekretaris Fraksi Partai Golkar MPR RI ini tidak melulu soal kebangsaan, melainkan juga perkembangan ekonomi teranyar: lahirnya empat unicorn alias perusahaan start up yang memiliki nilai valuasi sekitar 1 Miliar US Dolar dan menjadi raksasa ekonomi di Indonesia. Keempat unicorn itu adalah Go-Jek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia.
                Kenapa keempat unicorn itu dijadikan materi sosialisasi? Menurut Mujib, tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini bukan lagi perang konvensional seperti zaman Belanda dan Jepang, melainkan perubahan lanskap kehidupan menjadi serba digital dan online. Dan keempat unicorn ini mampu berkompetisi dalam perubahan dunia itu dengan membawa identitas Indonesia.

                Lantas, apa saja yang bisa dibanggakan oleh unicorn besutan anak Indonesia itu? Kata Mudjib, keempat unicorn asal Indonesia ini tidak saja telah mengharumkan nama Indonesia di dunia—setidaknya di kawasan Asia—tetapi yang lebih orisinal lagi adalah dua pendiri atau founder dari keempat unicorn itu berasal dari Jawa Tengah.
                “Kita harus bangga menjadi orang Jawa Tengah sebab pendiri Go-Jek dan Bukalapak itu asalnya dari Jawa Tengah,” ujarnya sembari menunjuk ayah pendiri Go-Jek Nadiem Makarim berasal dari Pekalongan dan pendiri Bukalapak Achmad Zaky berasal dari Sragen. “Lha kalau mereka bisa mendirikan unicorn seharusnya kalian juga bisa,” kata Mujib memprovokasi mahasiswa yang hadir.
                Lebih dari itu, demikian Mujib menambahkan, Nadiem Makarim juga kini dipercaya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. “Ini tentu sangat menginspirasi para milenial karena dia merupakan menteri termuda alias sudah menjadi menteri di usia 35 tahun, bahkan mengomandoi kementerian pendidikan yang selama ini dijabat oleh professor senior,” katanya.
                Oleh sebab itulah, Mujib mengajak kalangan mahasiswa untuk mencontoh atau meneladani keberhasilan yang telah dirintis Nadiem baik dalam bidang bisnis maupun kariernya sebagai pejabat public yang sangat bergengsi. “Kuncinya memang kita harus bisa menerapkan pendidikan berbasis kompetensi dan karakter,” ujarnya.
                Mujib mencontohkan, perkembangan ekonomi kreatif—termasuk ekonomi digital di dalamnya—harus mampu dimanfaatkan oleh lulusan perguruan tinggi, khususnya mereka yang kuliah di jurusan ekonomi. “Kalau saat ini ada jurusan ekonomi perbankan, ekonomi syariah dan lain-lain, seharusnya ada juga jurusan ekonomi kreatif,” ujarnya.
                Meski begitu, dia mengakui, staf pengajar atau dosen yang memiliki kompetensi di bidang ekonomi kreatif masih bisa dihitung dengan jari. “Tetapi yang penting kita tidak boleh menyerah, kalau dosen yang memiliki kompetensi di bidang ekonomi kreatif tidak ada, ya sudah kita datangkan saja dari luar,” katanya.
                Mujib menambahkan, apa yang diajarkan di bangku kuliah sejatinya harus sesuai dengan kebutuhan di lapangan kerja. Jika kebutuhan terhadap sarjana lulusan ekonomi kreatif meningkat, sudah seharusnya dipenuhi oleh perguruan tinggi. “Oleh karena itulah ketika ekonomi kreatif tumbuh begitu pesat demand-nya maka seharusnya perguruan tinggi bisa supply SDM di bidang itu,” ujarnya.
                Dalam konteks ini, Mujib yang menjabat sebagai Anggota Komisi X DPR RI mengaku sangat mendorong perkembangan industri ekonomi kreatif. Dia contohkan pembangunan kawasan Danau Rawapening, Jawa Tengah, yang memiliki total 1,7juta Hektare lahan, dia paksakan agar dibagi menjadi kawasan nelayan, kawasan wisata dan juga kawasan krajinan tangan berbasiskan tanaman eceng gondok.
                “Jadi dalam konteks mengembangkan ekonomi kreatif itu harus ada keberpihakan dari Pemerintah agar mereka tetap diberi ruang untuk berkreasi. Lha kalau Rawapening habis dipakai oleh nelayan mencari ikan atau tempat wisata, bisa habis itu para pengrajin tangan yang bahan bakunya dari eceng gondok yang tumbuh di Danau Rawapening,” ujarnya.
                Lebih dari itu, Mudjib yang juga mentan Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan ini menegaskan bahwa Komisi X DPR RI telah menyiapkan Undang-undang tentang Ekonomi Kreatif. Undang-undang inilah yang akan menjadi dasar untuk membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif di Tanah Air. “Intinya ekonomi kreatif itu sangat potensial, sebab saat ini sektor pariwisata menempati peringkat ketiga penghasil devisa setelah minyak dan sawit,” ujarnya.

Lima Kali Dilantik
                Lahir di Semarang 21 November 1960, Mujib Rochmat bukanlah politisi pendatang baru di Senayan. Tercatat sejak 1997 suami dari Dra. Hj. Siti Marhamah, MA ini sudah lima kali dilantik menjadi Anggota DPR/MPR RI, yakni pada 1997; 1999; 2004; 2014 dan 2019. “Ya lumayanlah sudah cukup lama juga saya di DPR,” kata ayah dari Rizqa Rozaqtania dan Ayu Fitria Rahmawati ini.
                Tentu apa yang sudah dicapainya sebagai Anggota DPR RI tidak datang begitu saja. Dia memberikan perhatian yang focus dan jelas ke Dapilnya, Jawa Tengah 1 meliputi Kabupaten Semarang; Kabupaten Kendal; Kota Salatiga dan Kota Semarang.
                Untuk Kabupaten Kendal misalnya, Mujib sudah berbicara dengan Bupatinya untuk mengembangkan Kendal sebagai kota wisata. Alasan dia, untuk menyedot wisatawan datang ke Kendal diperlukan branding. Dan Kendal memenuhi kriteria sebagai Kota Wisata karena memiliki potensi yang cukup besar.
                Mengaku mempelajari branding kota-kota lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya di Komisi X, Mujib mengusulkan Kendal sebagai Kota Wisata karena memiliki potensi untuk itu, seperti potensi sebagai wisata bahari (dekat pentai), wisata religi (banyak pesantren) dan juga wisata agrobisnis karena memiliki sentra produksi buah-buahan. “Inilah yang ingin saya wujudkan di Dapil saya,” katanya.
                Tidak heran jika Mujib berkali-kali menjadi Anggota DPR RI karena dia sangat fasih berbicara tentang pengembangan potensi di dapilnya. Dalam konteks pengembangan wisata, dia kembali menekankan bahwa di Ungaran akan dibangun water park yang tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Jatim Park.
                “Memang masih ada pekerjaan dalam konteks pelepasan tanah dari PTPN. Tapi PTPN ini kan pemerintah, terus pengelola Water Park ini juga pemerintah, ya apa sulitnya ibarat memindahkan uang dari saku kiri ke kanan,” katanya sembari mengatakan bahwa dirinya sudah meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk berbicara kepada Presiden Jokowi.
                Dia mengakui bahwa potensi wisata di Jawa Tengah sangat besar, terlebih dengan adanya warisan budaya masa lalu atau heritage seperti Candi Borobudur. Keberadaan Borobudur di Jawa Tengah akan selalu menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri karena merupakan “satu keajaiban dunia.”
                Namun, Mujib mengingatkan, Borobudur ini harus dikelola dengan tepat. Artinya Borobudur ini harus dipastikan apakah akan jadi wisata ramai atau wisata sunyi. Konsekuensinya, jika dijadikan wisata ramai maka akan mendatangkan devisa yang banyak tetapi ada risiko candi rusak atau amblas jika dinaiki oleh banyak orang. Sementara jika dijadikan wisata sunyi, tentu dari sisi devisa kecil tetapi keamanan dan keaslian candi akan tetap terjaga. “Ini yang harus dicermati oleh pemerintah daerah,” katanya.
                Selain cukup lama menjabat di DPR RI, fokus perhatian Mujib memang senantiasa di Komisi X bahkan pernah menjadi Wakil Ketua Komisi X. Bidang tugas Komisi X adalah Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga dan Perpustakaan.
                Meski sudah 5 kali dilantik sebagai Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah, Mujib yang pentolan PMII dan Ansor ini mengakui bahwa potensi Golkar di Jawa Tengah semakin menurun. Itu dibuktikan dengan menurunnya perolehan kursi Golkar di kabupaten/kota se-Jawa Tengah sehingga Golkar tereliminasi dari unsur pimpinan.
                Oleh sebab itulah, setelah Munas Golkar bulan Desember 2019 nanti, Mujib ingin dilakukan restrukturisasi pengurus sekaligus konsolidasi organisasi. Tujuannya agar menghadapi pilkada serentak tahun depan ada persiapan yang matang dari Golkar untuk memenangkan kompetisi politik tersebut.

Inspirasi Keluarga
                Mujib Rochmat menyelesaikan pendidikan di SD Kaliwungu, MIM Kaliwungu, MA Lirboyo dan PTIQ Jakarta, juga mengambil S2 di Jayabaya dan S3 di Unissula Semarang. Dia seolah ingin memberi inspirasi kepada keluarga dan lingkungannya bahwa pendidikan itu tidak boleh berakhir. Itu dia buktikan dengan mengambil S3 pada tahun 2015 dan selesai 2018 lalu.
                “Ada hadits yang mengungapkan bahwa carilah ilmu sejak dalam buaian hingga ke liang lahat. Dan itulah yang menginspirasi saya untuk tetap belajar dan mudah-mudahan juga dapat menginspirasi keluarga saya dan lingkungan terdekat saya,” kata Mujib yang juga mantan Sekjen DPP KNPI dan Sekjen PP AMPG ini.
                Bukan hanya menginsipirasi agar terus belajar, Mujib juga memiliki prinsip bahwa apa yang dilakukan hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dan itu dibuktikan dengan deretan nilai dan beasiswa yang dia raih saat belajar di PTIQ. “Saya kan wong ndeso, kalau saya mau meraih pendidikan tinggi yang harus dapet beasiswa,” katanya.
                Selain beasiswa, Mujib juga membuktikan bahwa nilai yang diperoleh pada saat meraih gelar S1 di PTIQ hingga S2 di Universitas Jayabaya dan S3 di Universitas Islam Sultan Agung selalu menunjukkan grafik meningkat. “Terakhir IPK saya di Unissula sebesar 3,8. Padahal saya inginnya 4,” kata Mujib setengah menyesal.
                Meski begitu, dia mensyukuri pencapaian dirinya selama ini. Dia yakin, tanpa dukungan dan doa dari keluarganya tidak mungkin dia mencapai  apa yang dicita-citakan banyak orang: menjadi Anggota Dewan selama beberapa periode. “Saya bersyukur memiliki keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan perhatian,” demikian Mujib Rochmat.***

Tidak ada komentar: